Ramalan: Dari Media Cetak Hingga SMS
Oleh DJULIANTO SUSANTIO
(Pemerhati Seni Oriental, di Jakarta)
Meski zaman telah modern, kenyataannya ramalan nasib masih tetap disukai dan hadir dengan berbagai bentuk. Tulisan-tulisan mengenai hal itu pun sering terdapat pada berbagai media cetak, antara lain Intisari. “Hoki Anda Ada di Wajah” dan “Mau Enteng Jodoh? Singkirkan Foto Diri”, keduanya sempat dibukukan oleh Intisari di bawah judul Etnik Tionghoa di Indonesia (2006). Pada Intisari edisi Maret 2007 muncul tulisan “Menimbang Tulang: Makin Berat Makin Hoki”, yang tak lain adalah salah satu bentuk ramalan Tiongkok kuno.
Di harian Seputar Indonesia, pernah dijumpai sejumlah tulisan mengenai kartu tarot, palmistri, dan numerologi. Bahkan edisi Minggu harian tersebut lama menampilkan rubrik konsultasi numerologi yang diasuh oleh Ferry PS, numerolog yang profilnya pernah ditampilkan Intisari. Jauh sebelumnya, Buana Minggu pernah membuka rubrik konsultasi palmistri. Boleh dikatakan peminat konsultasi harus antre menunggu giliran tayang.
Media-media lain mengisinya dengan rubrik feng shui, horoskop, zodiak, dan astrologi. Sejumlah koran daerah seperti Solo Pos dan Bali Pos bahkan memiliki rubrik ramalan yang bernuansa kedaerahan, seperti primbon, wetonan, dan sebagainya.
Ya, dewasa ini untuk mengetahui ramalan nasib memang sangat mudah dan murah. Orang tidak perlu datang ke peramal, paranormal, ahli nujum, konsultan spiritual, dan segala macam sebutan lainnya. Tetapi cukup membuka-buka majalah dan surat kabar. Bahkan kalau mau lebih lengkap, bisa mengakses internet. Di sana ada sejumlah situs yang memberi jasa ramalan secara gratis. Ada astrologi, ada Ba Zi, ada numerologi, ada feng shui, dan ada pula primbon (Jawa dan Bali).
Di samping itu acara-acara talk show radio dan televisi juga sering mengisinya dengan ramalan. Seiring perkembangan telepon seluler, ramalan harian pun bisa diperoleh lewat SMS. Tentu lewat media terakhir ini kita harus ekstra hati-hati. Soalnya, bukan tidak mungkin pulsa kita akan tersedot sedikit demi sedikit, setiap hari lagi.
Pengetahuan Purba
Ramalan merupakan pengetahuan purba dan sudah dikenal orang sejak ribuan tahun lampau. Gagasan tentang zodiak, misalnya, muncul lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Ramalan-ramalan tertua berasal dari kebudayaan-kebudayaan tertua, seperti Babylonia, Maya, India, Tiongkok, Arab, Mesir, dan Yunani.
Pada mulanya ramalan hanya berhubungan dengan bidang pertanian. Dulu, masyarakat purba selalu memerhitungkan saat menanam dan saat menuai berdasarkan letak bintang di langit. Begitu pula perhitungan terhadap hari-hari yang cocok untuk berburu dan menangkap ikan di laut.
Berabad-abad kemudian ramalan menjadi acuan para pakar untuk menentukan musim-musim yang terjadi selama setahun. Bahkan, untuk mengetahui secara tepat bilamana akan terjadi gerhana matahari, gerhana bulan, dan gejala alam lainnya.
Baru pada masa-masa selanjutnya, ramalan menyangkut kehidupan manusia untuk mengetahui nasib. Pada awalnya, media yang digunakan adalah benda-benda langit, seperti matahari, bulan, dan bintang. Setelah itu benda-benda alam seperti angin, air, udara, debu, pasir, tanaman, dan tulang binatang.
Saat ini metode peramalan paling banyak menggunakan data kelahiran. Namun, di mata sebagian pakar, data kelahiran saja dipandang kurang akurat karena hanya mengetahui hal-hal yang bersifat umum. Alasannya adalah dua orang yang dilahirkan pada saat bersamaan atau saudara kembar, belum tentu memiliki peruntungan yang serupa. Karena itu harus ada “sesuatu” untuk membedakannya.
Maka kemudian berkembang metode peramalan melalui tanda lahir atau tanda tubuh, termasuk wajah. Tanda lahir atau tanda tubuh dianggap spesifik milik individu. Bagian-bagian tubuh yang biasa dicermati para peramal adalah wajah (termasuk mata, hidung, telinga, dsb), tangan (termasuk bentuk, garis, jari, dsb), kaki, dan letak tahi lalat.
Di Barat lahir ilmu palmistri dan di Tiongkok shou xiang yang khusus mengkaji tangan secara luas, termasuk garis-garisnya. Di Barat pun berkembang fisiognomi (gabungan dari kata fisiologi dan anatomi) dan di Tiongkok mian xiang yang khusus menelaah bagian-bagian wajah dan tubuh manusia. Di belahan dunia lain, ilmu palmistri dan fisiognomi juga berkembang. Hanya popularitasnya masih belum setinggi pengetahuan serupa di Barat dan Tiongkok.
Ramalan Tiongkok
Di antara berbagai jenis metode, ramalan yang berasal dari Tiongkok paling banyak diminati orang karena keakuratannya. Ini juga berkat promosi yang gencar dari pakar-pakar Barat, sebagaimana yang pernah mereka lakukan terhadap akupunktur, refleksiologi, dan feng shui.
Dua jenis ramalan dari Tiongkok yang paling dikenal luas adalah Ba Zi dan Zi Wei Dou Shu. Dasar dari peramalan ini adalah menggunakan data kelahiran, termasuk jam kelahiran meskipun tidak mutlak.
Nah, bagaimana bila seseorang tidak mengetahui waktu kelahirannya? Jangan takut, Anda tidak perlu gelisah. Soal keakuratannya pun tidak perlu dirisaukan. Kita bisa menggunakan ramalan melalui wajah atau tangan.
Ramalan melalui wajah dianggap mempunyai ketepatan yang luar biasa. Banyak hal bisa ditafsirkan dari wajah, misalnya rezeki, jodoh, kesehatan, dan karakter seseorang. Dasarnya adalah pengamatan terhadap bentuk dan ukuran dahi, telinga, cuping telinga, alis, mata, hidung, mulut, gigi, dagu, dsb.
Ramalan melalui tangan juga dinilai sama ampuhnya dengan ramalan wajah. Seperti halnya wajah, telapak tangan dianggap mampu bercerita banyak karena memiliki bermacam-macam garis. Misalnya panjang atau pendek, tersusun rapi atau simpang siur, lurus atau terputus, ada “pulau” atau tidak, dan “rantai”-nya nyata atau samar.
Selain garis tangan, bentuk dan ukuran tangan, kekenyalan tangan, warna tangan, jari tangan, dan kuku tangan dianggap mewakili keberuntungan masing-masing. Di dunia Barat, palmistri juga disebut chiromancy atau chirognomy, sebagai penghormatan terhadap Cheiro yang dianggap meletakkan dasar-dasar palmistri.
Salah satu bagian dari palmistri, yang menarik perhatian berbagai pakar adalah sidik jari tangan. Pengetahuan tentang sidik jari tangan disebut dermatogifli. Dermatogifli diakui sejajar dengan pengetahuan lain yang memiliki landasan ilmiah kuat (Lee Jen Wen, 1996). Nama lainnya adalah daktiloskopi (dactyloscopy).
Sejak dulu sulur-sulur yang terdapat pada jari digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pengganti tanda tangan, menentukan penyakit, dan menyimpan jati diri oleh kepolisian dan instansi pemerintah lainnya. Berbeda dengan garis tangan, bentuk sidik jari tidak pernah berubah sepanjang hayat manusia. Ramalan sidik jari dianalisis lewat banyak sedikitnya sulur, panjang pendeknya sulur, arah sulur, dan pola pusaran.
Tanda lahir lain yang dipakai untuk meramal adalah tahi lalat. Di Barat dikenal sebagai maculomancy, moleomancy, moleosophy, atau moleoscopy. Letak tahi lalat (yang berwarna hitam) memberikan petunjuk yang berbeda-beda. Artinya, ada yang bersifat bagus, ada pula yang buruk. Sedangkan tahi lalat merah dianggap membawa keberuntungan di mana pun letaknya. Seperti halnya garis tangan, tahi lalat bisa hilang atau muncul dengan sendirinya atau berpindah tempat tanpa kita sadari.
Berbagai Jenis Ramalan
Berbagai jenis ramalan sudah begitu populer di Indonesia. Namun banyak pula yang masih terasa asing di telinga. Nama gastromancy adalah salah satunya. Sesuai arti harfiahnya gastro adalah perut, maka gastromancy menekankan peramalannya dengan memerhatikan bentuk dan bunyi perut. Misalnya, perutnya rata atau tidak, menjulur ke bawah atau tidak, dan bagian-bagian mana yang berisi.
Khusus untuk wanita dikenal mammomancy atau mastomancy. Dipercaya, bentuk dan ukuran buah dada berpengaruh pada kepribadian, cinta, dan seksual wanita. Ramalan Tiongkok mengenal dua belas bentuk pokok buah dada, umumnya diidentikkan dengan nama-nama buah.
Masih untuk wanita, di Barat dikenal vaginomancy, yakni cara mengenali sifat dan karakter seorang wanita lewat vagina. Konon, seperti halnya wajah dan bagian-bagian tubuh yang kelihatan, vagina sangat ampuh untuk memprediksi masalah kesehatan, kepribadian, dan seksual seseorang. Apalagi bila dikaitkan dengan bentuk dan banyak sedikitnya rambut kelamin.
Sebaliknya, khusus untuk pria dikenal phallomancy atau falomansi. Ramalan ini melihat bentuk dan ukuran alat kelamin, termasuk banyak sedikitnya rambut kelamin. Setiap bentuk dan ukuran kelamin diyakini mencerminkan sifat dan kepribadian si empunya.
Pusat atau pusar di mata pakarnya mampu menunjukkan kepribadian dan nasib seseorang. Dasarnya adalah melihat ukuran pusar, bentuk pusar, dan arah pusaran. Ilmu yang memelajari ramalan ini disebut omphalomancy atau omphilomancy.
Mungkin tanpa kita duga, ternyata kuku juga mampu memberitahu banyak tentang masa depan. Ilmunya disebut onychomancy (=onymancy, onyomancy, onuchomancy, atau onixomancy). Masyarakat Arab dan Brasil sering menggunakan ramalan ini untuk melihat peruntungan mereka.
Di sejumlah negara Barat dikenal phyllorhodomancy, yaitu suatu bentuk ramalan dengan media bunga mawar. Orang Yunani purba percaya bahwa kelantangan bunyi bunga mawar jika dipukulkan berkali-kali ke tangan seseorang, akan memberitahu persoalan yang dihadapi ybs.
Ramalan “aneh” lain adalah tyromancy dengan media sepotong keju. Caranya adalah seseorang harus mengambil sepotong keju, lalu memberinya catatan-catatan kecil. Setelah itu keju tadi dimasukkan ke dalam kandang tikus. Tunggu dan lihat, keping mana yang pertama kali dimakan si hewan pengerat itu.
Ramalan melalui air kencing dikenal sebagai uromancy. Air kencing, meskipun bau, ternyata bisa menginformasikan masa depan. Kalau banyak buih mengapung di permukaan pispot berarti ybs tak lama lagi akan banyak menerima uang. Percaya atau tidak, terserah Anda.
Bentuk dan rupa kaki, termasuk garis-garisnya, juga merupakan keterangan berharga untuk mengetahui kepribadian seseorang. Kemungkinan besar, ramalan ini berasal dari Persia purba, sekarang Iran. Soal kemanjurannya, dipercaya podomancy (=pedomancy atau solistry) ini semujarab dengan ramalan tangan (palmistri).
Rambut pun bisa dijadikan sarana peramalan. Seseorang yang mengkhususkan diri di bidang radiasthesia, mampu “melihat” kesehatan dan kepribadian pasiennya. Radiasthesia sangat dikenal oleh bangsa Victoria di Eropa.
Nama lain yang masih agak asing adalah tasseografi atau membaca cangkir teh. Diperkirakan, pengetahuan ini berasal dari Tiongkok atau India. Selain teh, ada juga yang menggunakan kopi atau minuman lain seperti anggur. Yang dibaca si peramal adalah ampas yang tersisa pada cangkir tersebut. Konon pola yang terbentuk dari ampas minuman akan mempunyai arti penting
Mirip dengan tasseografi adalah molybdomancy dan ceromancy. Molybdomancy dilakukan dengan cara meneteskan lelehan tembaga. Sementara pada ceromancy digunakan lilin. Lelehan tembaga dan lilin itu ditampung dalam sebuah piring datar berisi air dingin. Dari bentuk-bentuk yang dihasilkan, kemudian orang membuatkan ramalannya.
Dari Kaki Lima Hingga Mal
Beban hidup yang dirasakan sebagian besar masyarakat Indonesia, menjadikan ramalan ampuh sebagai alat bantu pemecahan masalah. Sulit mendapatkan jodoh, usaha apa yang sesuai, karir yang tidak mulus, sering sakit-sakitan, dan berbagai pertanyaan lain merupakan segelintir masalah yang sering diungkapkan warga masyarakat melalui rubrik-rubrik konsultasi media cetak dan elektronik.
Ramalan seakan-akan menjadi pelarian, manakala segala kesempatan boleh dikatakan hampir tertutup. Melihat peruntungan mungkin merupakan alternatif untuk menghibur diri, meskipun belum tentu akan mendapatkan peluang yang diidamkan.
Selepas krisis moneter yang kemudian merembet ke segala bidang mulai 1997, mulailah banyak bermunculan peramal kelas kaki lima hingga kelas mal atau café. Tahun 2000 lalu, penulis pernah beberapa kali iseng-iseng “berkonsultasi” ke peramal kaki lima. Waktu itu kita cukup membayar Rp 2.000 hingga Rp 3.000 untuk sekali konsultasi.
Dengan mengocok kartu tarot, maka peramal jalanan itu akan memandu kita menerjemahkan gambar-gambar kartu yang kita pilih tadi. “Anda akan memperoleh keberuntungan karena kuncinya sudah tersedia (sebuah kartu memerlihatkan gambar kunci), hidup Anda akan menjulang seperti bintang di langit (gambar bintang), dan kesuksesan akan menyertai Anda dalam waktu dekat (gambar uang),” katanya. Mungkin karena bayaran itu, celoteh si peramal hanya berkenaan dengan hal-hal baik saja. Entah kejadian buruknya.
Di sejumlah pusat perbelanjaan juga pernah ada ramalan melalui komputer. Masih di tahun 2000, penulis iseng-iseng lagi meramal. Kita cukup memasukkan nama dan data kelahiran. Tidak lama kemudian hasil print-an akan menunjukkan wuku, zodiak, shio, dan elemen kita beserta uraiannya. Juga karakter, karir yang cocok, jodoh, sifat, dan masalah umum lainnya. Biayanya pun waktu itu Rp 2000 hingga Rp 3000 setiap konsultasi. Tentu tergolong murah.
Entah apakah sekarang ramat (ramal hemat) seperti itu masih ada atau tidak. Tapi yang jelas sejak tahun 2000-an peramal-peramal kelas mal atau café sering mematok harga minimal Rp 50.000 untuk setiap setengah jam berkonsultasi. Konon, klien mereka adalah pejabat, pengusaha, selebriti, dan kalangan atas lainnya.
Ramalan memang sering menimbulkan kontroversi. Bagi mereka yang bijaksana, ramalan justru menjadi sarana untuk mengambil keputusan yang lebih baik. Betapapun sukses manusia ditentukan oleh kerja keras, perbuatan baik, kecerdasan, ibadah, dll. Bukan dengan sepenuhnya tergantung pada ramalan. (dari berbagai sumber kepustakaan)
(Boleh mengutip asal disebutkan sumbernya)
Post a Comment for "Ramalan: Dari Media Cetak Hingga SMS"